Wednesday, August 15, 2012

PROSES SOSIAL DAN INTRAKSI SOSIAL


Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada.

Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.

Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.


Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor :
1.Imitasi

Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku

2.Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
3.Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
4.Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.




MEMAHAMI AL-WALA DAN AL-BARA’


Konsep al-Wala’ dan al-Bara’ penting dalam memahami dan memperbetulkan fahaman pengganas dan pelampau hari ini. Namun begitu pengganas dan pelampau bukanlah orangnya yang telah memperkenalkan konsep al-Wala’ dan al-Bara’ ini. Pengertian al-Wala’ dan al-Bara’ ini memang ada di dalam Islam. Namun kegunaannya dalam bentuk konsep yang bersepadu dan disusun adalah baru. Yang lebih dikhuatirkan adalah keberanian para pengganas hari ini mengotorkan erti sebenar al-Wala’ dan al-Bara’ untuk membenarkan jalan ganas mereka.

Dari sudut bahasa, al-Wala’ bererti kesetiaan, kepatuhan, dan cinta. Al-Bara’ pula bererti jauh terlepas, bebas dari sesuatu atau seseorang, tidak bersalah, dan benci. Dari sudut agama pula, al-Wala’ dikaitkan kepada cinta kepada Allah, RasulNya, orang-orang Mukmin dan lain-lain lagi. Al-Bara’ pula dikaitkan dengan kebebasan daripada kekufuran, maksiat, kejahilan dan perkara-perkara negatif lainnya.
Konsep ini telah disalahertikan oleh pelampau dan pengganas sehingga ianya menjadi alasan dan dalil untuk membenci orang yang bukan Islam, dan juga orang Islam yang tidak sefahaman dengan mereka. Natijah daripada kesalafahaman konsep ini adalah timbulnya hidup yang sentiasa dipenuhi ketegangan dan permusuhan sesama orang Islam dan orang Islam, dan juga antara orang Islam dan orang yang bukan Islam.

Kesalahfahaman konsep ini juga telah banyak menghalalkan darah sesama manusia, baik yang Islam dan yang bukan Islam. Secara dasarnya, konsep Al-Wala’ dan al-Bara’ ini membicarakan tentang hubungan antara orang Islam dan orang yang bukan Islam. Antara lain, konsep ini dihuraikan untuk memberi gambaran kepada beberapa persoalan antaranya:
• Bagaimanakah orang Islam melihat orang bukan Islam dan membina
persepsi terhadap mereka?
• Bagaimanakah orang Islam berinteraksi dengan orang yang bukan Islam?
• Bagaimanakah orang Islam dapat hidup bersama orang yang bukan
Islam?

Islam adalah agama yang mementingkan perhubungan baik sesama manusia. Konsep berkenal-kenalan (ta’aruf), saling bantu membantu (ta’awun) dan hidup bersama (taayyush) antara konsep utama perhubungan sesama Islam dan yang bukan Islam. Kesalahgunaan konsep al-Wala’ dan al-Bara’ telah menyebabkan para pelampau mempercayai bahawa dasar hubungan orang Islam dan orang yang bukan Islam adalah atas dasar permusuhan dan peperangan. Maka, secara semula jadinya mereka membenci setiap orang kafir. Apabila persepsi sedemikian menjadi pegangan, maka akan berterusan peperangan, permusuhan dan pembunuhan, yang sayangnya dilakukan atas nama Jihad yang telah juga disalahertikan. Sepanjang tradisi ilmu Islam dari zaman Rasulullah s.a.w., erti al-Wala’ dan al-Bara’ telah ditonjolkan. 

Erti al-Wala’ sebagai cinta banyak dibicarakan di dalam Islam. Sebagai contoh, orang yang dicintai Allah swt serta mendapat kedekatan kepada Allah swt dinamakan sebagai Wali Allah. Maka dari sudut bahasa, seorang Wali Allah itu wala’ kepada Allah, iaitu dia dekat, patuh, dan cinta kepada Allah. Perkataan wali mempunyai pangkal kalimat yang sama dengan al-Wala’. Umat Islam juga telah sentiasa diingatkan untuk menjauhkan dan membebaskan diri dari kemaksiatan, kekufuran, dan kefasikan. Peringatan ini mengandung erti al-Bara’. Banyak kisah di dalam Al-Quran memberi ingat tentang erti al-Bara’. Kisah Nabi Ibrahim dengan bapanya, kisah Nabi Yusuf a.s. selepas terselamat dari hukuman penjara, kisah orang-orang yang di dalam Neraka menginginkan kembali ke dunia dan banyak lagi memberi contoh tentang erti bebas dari kekufuran, bebas dari kemaksiatan, dan bebas dari kemungkaran – semuanya mengandung pengertian al-Bara’.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...